Berta Fundamental
Pasar saham Asia masih bergerak sideways dengan bias bearish pada perdagangan Jumat (14/02/2025), di tengah meningkatnya kekhawatiran atas meningkatnya tarif perdagangan AS dan inflasi yang tinggi, sementara reli saham China yang didorong oleh kecerdasan buatan (AI) terus berlanjut.
Trump masih menandatangani perintah yang menguraikan rencana untuk mengenakan tarif yang lebih tinggi pada mitra dagang utama AS.
Namun para investor merasa lega karena Presiden AS Donald Trump tidak segera mengenakan tarif timbal balik, seperti yang diwacanakan sebelumnya.
Dolar AS melemah pada hari Kamis setelah komponen laporan harga produsen bulan Januari menunjukkan inflasi yang lebih rendah, dan melemah lebih jauh setelah Gedung Putih mengatakan bahwa tarif timbal balik terhadap negara lain tidak akan segera diterapkan.
Yield obligasi pemerintah AS anjlok karena laporan inflasi memicu harapan bahwa langkah Federal Reserve mungkin akan lebih moderat dari yang diantisipasi.
Di sisi geopolitik, Presiden Trump membahas perang di Ukraina pada hari Rabu melalui panggilan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, langkah besar pertama presiden baru AS menuju diplomasi atas perang yang telah dijanjikannya untuk diakhiri.
Outlook GBPUSD

GBPUSD melanjutkan bullish ke atas level kritis 1.2465 dan ditutup bullish signifikan pada perdagangan kemarin. Pola Higher High dan Higher Low memberikan potensi bullish pada GBPUSD menuju resistance 1.2610 dan 1.2655. Dukungan bullish juga terlihat dari indikator RSI yang berada di atas 50%.
Sementara gerak koreksi masih akan terbatas pada Pivot 1.2523 dan 1.2478.
Resistance: 1.2610, 1.2655
Support: 1.2523, 1.2478